Entri yang Diunggulkan

Seberapa Bermanfaatkah Kamu Seonggok "Gombal"!

Kawanku Asep dan Riwayat Kelontong Serba Ada

Kita berdua adalah kawan, kau dan aku yang dilahirkan hampir bersamaan, karena aku lebih dahulu terlahir di bulan Juni sedangkan kau, karena beranama Asep, tentunya terlahir di bulan September. Tapi konon katanya Asep ini berarti ada darah Sunda disana, entah itu dari eyangmu atau dari mana, saya lupa.

Nun, kita selalu bermain bersama semenjak kecil, dari berbasah-basahan mandi di sungai, berhujan-hujanan, bermain kelereng, petak umpet, gobak sodor, bentik, engklek, jamuran, dan segenap pemainan masa kecil lainnya. Kita seperti sepasang sandal jepit yang tak pernah lepas bersama satu sama lain.

Es Krim dan Mainan

Orangtua Asep punya toko kelontong yang cukup terkenal di bilangan kampung-kampung bahkan sekecamatan di waktu itu. Lebih tepatnya disebut toko serba ada, karena laiknya toko kelontong di waktu itu, semua barang tersedia, dari sandal jepit sampai peniti, dari salep gatal, obat batu, obat jerawat sampai racun tikus. Makanan pun lengkap, dari roti, camilan berkemasan sampai es krim. Juga mainan-mainan anak. Jika lebaran tiba, toko itu akan berubah penyedia baju paling lengkap serta kue-kue kalengan dari monde sampai kong guan asli bukan isi rempeyek. Jika musim masuk sekolah, maka terdepan adalah deretan buku-buku, alat tulis serta centang perentang kebutuhan sekolah. Tak lupa sepatu-sepatu. Maka bisa terbayangkan betapa ramainya toko orang tua Asep waktu itu, dengan karyawan yang hibuk meladeni pembeli, bukan ala swalayan seperti sekarang.Model kasirnya, meskipun sudah menggunakan kalkulator serta brangkas uang, tetapi masih dikelola langsung oleh sang jurangan yang tak lain orang tua Asep. Model kasir ini selalu mengingatkanku pada Jurangan yang sibuk melayani antrian para pekerja mengejar setoran!

Kembali ke Asep ini orangnya murah hati, bukan sekali dua kali aku dibawakan olehnya barang-barang dari toko, Jajanan seperti es krim sudah terlalu sering, juga terkadang diajak menjajal mainan yang dipajang ditoko, Maka berteman dengan Asep dalam hatiku terkadang sering was-was. Bukan karena tidak enak dengan Asep, tetapi dengan karyawan-karyawan, atau dengan orang lain yang seakan-akan memandangku dengan rendah.

===

Nun, aku mendengar tentang toko itu yang terbakar! toko milik orangtua Asep! Konon kebakarannya meskipun tidak ada korban jiwa, tetapi melalap habis keseluruhan isi toko. Bahkan, konon uang dan barang berharga yang yang dari dulu memang tak pernah disimpan di Bank, ikut menjadi abu bersama terpanggangnya brangkas penyimpanan.

Sepertinya kebakaran itu menjadi episode akhir dari kejayaan toko itu. meskipun tanda-tandanya sudah mulai muncul semenjak aku tak lagi bermukim di kampung itu. Toko-toko swalayan bermunculan yang mengantikan layanan ramah para karyawan dengan 'branding' wah era 'layanan mandiri' dengan barang-barang tertata rapi dalam deretan rak, bar code, kasir elektronik dan pendaran lampu yang terang sampai malam. 

Orang-orang mulai beralih ke swalayan yang konon tidak hanya menjajakan barang, tetapi 'gaya hidup' yang konon 'lebih modern' lebih perkotaan. Maka toko kelontong serba ada milik orangtua Asep yang masih menjaja dengan deretan karyawan serta kasir ala 'juragan' ini lambat laun mulai sepi pembeli. 

Dikejauhan, sayup-sayup aku mendengar cerita itu tentang pudarnya toko kelontong serba ada yang dulu pernah berjaya dari kampung ke kampung menjadi cerita di setiap lebaran tiba, serta setiap musim awal masuk sekolah.Dikejauhan, saya juga pernah meraba-raba bagaimana sisi lain cerita nasib kawanku Asep yang konon ia telah jatuh bangun merintis berbagai usaha. Karena dalam fikiranku, aku yakin Asep tak bakalan meneruskan toko kelontong itu, melainkan karena yang pasti pengelolaanya akan berbeda cara pengelolaan orangtuanya.

====

Petshop itu Sekilas bangunan toko itu tidak terlalu besar, tetapi bersih dengan desain ala kekinian. Tetapi yang membuatku takjub, ada mural besar di toko itu serta beberapa armada dengan gambar yang sama dengan 'branding' petshop itu yang ternyata memiliki beberapa outlet yang tersebar dimana-mana. Sekarang kawan kecilku itu juga menjadi 'juragan' ala dirinya sendiri. Bukan ala toko kelontong serba ada, tetapi waralaba petshop lengkap dengan berbagai jasa untuk perawatan hewan peliharaan. Akhirnya kumengerti, setelah sayup-sayup kudengar cerita jatuh bangun berbagai usaha yang dirintisnya, dari makelar, jualan pernak-pernik, servis dan jualan hp dan entah apa lagi, usahanya petshop nya ini yang paling sukses. Usaha yang tak jauh dari kesenangan pada kucing.

Komentar